Ekspedisi Plampang : Dusun Terpencil Di Lereng Menoreh

Ekspedisi yang ke 156 ini bisa jadi ekspedisi Ekstrim ke-2. Setelah dahulu ekspedisi di Kaliangkrik yang viral dengan sebutan Nepal Van Javanya. Pasalnya lokasi ekspedisi termasuk tempat yang terpencil. Selain terpencil medan perjalanan penuh resiko. Jalan menuju lokasi merupakan jalan yang mengitari perbukitan. Dengan lebar pas ukuran satu mobil. Di kanan kirinya terdapat bukit dan jurang. Dengan kondisi tanah yang labil rawan longsor.

Dusun Plampang 1. Itulah lokasi yang akan dituju oleh tim ekspedisi Laskar Jariyah. Dusun yang terletak 20 km dari pusat kabupaten Kulonprogro di Wates. Dan berjarak kurang lebih 50 km dari pusat kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Google Map tim menunjukkan jarak sejauh 52,7 km.

Dusun Plampang 1 terletak di ketinggian 600 mdpl. Berada di lereng pegunungan Menoreh sebelah selatan. 

Tim berangkat sore hari dengan tujuan ke masjid Nurrul Ummah. Dengan membawa bantuan amanah dari para donatur Laskar Jariyah. Berupa 3 gulung karpet sepanajng 9 meter, 15 meja kayu jati, dan Qur'an terjemahan bahasa Jawa. 

Dari ratusan ekspedisi yang telah dilakukan Laskar Jariyah, hampir sama yang dirasakan oleh anggota tim. Bahwa dari ekspedisi ke ekspedisi itu memberikas bekas pengalaman spiritual yang mendalam. Kondisi lingkungan sepanjang perjalanan dan tempat lokasi ekspedisi memberikan nasehat bagi hati-hati para penyaksinya. Nasehat untuk selalu bersyukur. hati akan selalu tajam terasah untuk bisa merasakan penderitaan sesama. Bersemangat untuk lebih berperan dalam menegakkan agama.

Akses jalan menuju lokasi yang sulit dan penuh resiko. Kondisi pemukiman yang sangat berjauhan dipisahkan oleh bukit dan jurang. Fasilitas minim pokok seperti air di musim kemarau, sinyal untuk komunikasi, hingga transportasi darurat bagi yang sakit.

 

Tim tiba di lokasi menjelang waktu Isya. Kami mendapatkan sambutan yang sangat hangat. Ada Bapak Dukuh dan ketua takmir masjid Nurrul Ummah. Serta bapak-bapak lainnya. Seperti biasa tim memperkenalkan diri terkait dengan visi dan tujuan Laskar Jariyah. Kemudian dilanjutkan dengan tanggapan oleh Bapak Dukuh Plampang 1.

Sebuah kejutan di luar dugaan jika permohonan dari takmir kepada Laskar Jariyah segera direspon. Bahkan diantarkan sampai tujuan. Tanpa proses dan syarat yang rumit. Bapak Dukuh mendoakan kepada Laskar Jariyah dan dan seluruh donatur agar selalu senantiasa sehat dan dikaruniai umur yang berkah.

Setelah acara penyerahan selesai dilanjutkan dengan ngobrol ramah tamah. Dari ngobrol ini, tim menjadi tahu kondisi riil sebenarnya dusun Plampang 1 ini. Seperti bagaimana bapak Wahyu dan pak Dukuh yang selalu siap siaga untuk membantu para warga. Warga yang mayoritas profesinya sebagai penderes nira kelapa ini tentu penuh resiko di setiap aktivitasnya. Sehingga pak dukuh dan pak Wahyu selalu mengupayakan kesiapsiagaan manakala terjadi musibah.

Kebutuhan transportasi ambulan menjadi vital. Beberapa peristiwa yang pernah terjadi, warga yang darurat kritis harus dibawa ke Rumah Sakit. Untuk mendapatkan unit ambulan harus pergi ke daerah Sentolo. Mereka mencari jaringan lembaga yang menyediakan bantuan ambulan. Tentu yang tak dipungut biaya mengingat kondisi ekonomi masyarakat. Pernah kejadian, karena waktu tempuh yang lama antara untuk mendapatkan ambulan dan kembali mengangkut pasien ke rumah sakit, kondisi kritis pasien tak tertolong lagi. Pasien sudah meninggal 30 menit sebelum sampai di rumah sakit. Kondisi yang sangat memilukan.

  Kondisi kekeringan saat kemarau juga menjadi masalah yang selalu dihadapi warga. Berbagai usaha untuk mendapatkan sumber air sudah dilakukan. Tentu dengan biaya yang tidak sedikit. Namun, belum membuahkan hasil yang maksimal. Pernah suatu ketika saat akan melaksanakan ibadah Jum'at kondisi air masjid kering. Sehingga harus mendatangkan air menggunakan pick up dari tempat yang lumayan jauh.

Kami tim Laskar Jariyah berkecamuk rasa di hati mendengarkan cerita dari bapak-bapak dusun Plampang 1. Dengan meneguhkan harapan bagaimana Laskar Jariyah mampu menjadi perantara. Memberikan jalan antara para donatur dermawan dengan para masyarakat yang jelas-jelas menghadapi krisis di kehidupan kesehariannya.